SELAMAT DATANG di BLOG TBM SKB Kab. Ponorogo; Sebagai sarana publikasi edukatif, informatif dan rekreatif tentang program dan kegiatan UPT SKB Kab. Ponorogo

UPT Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kab.Ponorogo adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan program percontohan dan pengendali mutu pendidikan nonformal dan informal di Kabupaten Ponorogo.

Dengan membaca kita dapat membuka dunia

Kamis, 28 Januari 2010

Tantangan Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan




















Suka duka PB/Tutor kunjung
Suka duka tutor dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,sampai kendaraan roda tiga yang digunakan terpeleset masuk parit.Tidak ada kerusakan yang berarti dan pengemudi selamat tidak mengalami luka-luka.



Tantangan Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan

Seorang peserta didik dari sebuah Kejar Paket C, memarkir mobilnya di halaman depan panti belajar. Umurnya masih 20 tahunan sebaya dengan anak-anak sekolah pada umumnya.Dari penampilannya sekilas memang dari keluarga yang cukup mampu,memakai sepatu yang bermerk terkenal, telpon seluler modell terbarupun dimiliki .Beberapa anak-anak peserta didik yang lain juga tidak jauh berbeda, bersepeda motor dan berdandan rapi,semuanya masih seusia sekolah setingkat SMA. Tidak ada identitas tertentu seperti anak-anak sekolah,seperti bed dan tanda identitas lain.Mereka tidak diwajibkan berpakaian seragam,mereka berpakaian bebas dan rapi. Memang tidak semua peserta didik berpenamplan yang cukup bagus,ada bebarapa anak yang datang bersepeda pancal,tanpa HP dan tidak bersepatu. Mereka telah belajar selama 3 tahun,seperti umumnya anak sekolah . Dengan jadwal pembelajaran,seminggu masuk 4 hari antara jam 07.30 sampai jam 12.00.Dari daftar hadir yang ada tidak semua peserta didik datang setiap hari, berbagai alasan tidak datang pada tempat pembelajaran, memang jauh dari kewajiban datang yang telah disepakati bersama dan tugas-tugas mandiri yang dibebankan juga nampak tidak dikerjakan .
Pemandangan berbeda ketika diadakan Ujian semester, 90 persen hadir mengikuti jadwal yang ditetapkan dan lainya biasanya juga datang mengikuti ujian susulan.Hasilnya memang masih jauh yang dari harapan,karena mereka kelihatan tanpa merasa ada beban serta kewajiban dalam mengikuti proses pembelajaran. Berbagai upaya yang dilaksanakan pengelola dan tutor untuk membantu supaya lebih bergairah belajar secara umum masih belum menunjukan hasil yang sesuai harapan.
Gambaran sekilas tentang potret kejar paket tersebut menunjukan masih pentingnya perubahan dan inovasi baru dalam penyelenggarakan program pendidikan kesetaraan. Dunia pendidikan masih menghadapi berbagai tantangan yaitu masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan, masih rendahnya relevansi pendidikan dan lemahnya manajemen pendidikan. Namun demikian permasalahan pendidikan tersebut secara bertahap telah mengalami pembenahan yang dilaksanakan pemerintah dengan sungguh-sungguh. Reformasi dalam pendidikan sesuai Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional telah dapat dirasakan, masyarakat diberi kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan dan mengikuti pendidikan.Walaupun perubahan tersebut belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan dan tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan apalagi pendidikan yang bermutu, melalui pendidikan di sekolah.
Untuk dapat memenuhi aspirasi masyarakat terutama dalam pendidikannya, dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal.Salah satu upaya untuk dapat melayani pendidikan masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, kurang mampu dan masyarakat yang kurang beruntung dapat melalui jalur pendidikan non formal. Pemerintah telah menyediakan bentuk pendidikan umum yang berlangsung seperti pendidikan di sekolah yang dikenal dengan pendidikan kesetaraan. Pendidikan kesetaraan merupakan salah satu pilihan dari jalur pendidikan non formal untuk dapat memecahkan masalah pendidikan nasional tersebut
Pendidikan kesetaraan sebagai salah satu pilihan pendidikan, masih belum sepopuler pendidikan formal.Pendidikan tersebut masih menghadapi berbagai permasalahan mendasar seperti penyelenggaraan pendidikan , pendidik dan tenaga kependidikan, mutu dan profesionalisme penyelenggaraan pendidikan serta berbagai masalah lainnya.Padahal kualitas pendidikan dapat tercapai, tidak dapat dilepaskan dari peran penyelenggara dan pendidik. Pada era globalisasi, otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan serta untuk menyukseskan manajemen penyelenggaraan, dan kurikulum. Penyelenggara merupakan manajer puncak sebagai pemeran utama bagi seluruh tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di lingkungan tempat penyelenggaraannya. Untuk itu, keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan terutama inovasi yang dilakukan dan perubahan yang diharapkan, memerlukan tenaga kependidikan yang professional, yang benar- benar siap dan mampu melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi secara efektif dan efesien.
Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan kesetaraan diperlukan rasa pengabdian yang tinggi dan semangat kerja dari penyelenggara.Hal ini berbeda dengan penyelenggaran pada pendidikan formal, karena dalam pendidikan kesetaraan banyak permasalahan dan perlu strategi tertentu Untuk menjadi penyelenggara pendidikan kesetaraan tidaklah semudah menjadi kepala sekolah pada pendidikan formal. Perbedaan hal ini menyangkut pengetahuan ,ketrampilan penyelenggara, terutama yang berhubungan dengan pengetahuan secara akademik mengenai penyelenggaraan pendidikan nonformal dan pendekatan pendidikan orang dewasa, pengetahuan tentang kebijakan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan, serta pengalaman yang berkenaan dengan pemberdayaan masyarakat .
Peranan penyelenggara dan tutor sebagai ujung tombak dalam pendidikan kesetaraan tidak boleh diabaikan .Pada kenyataan dilapangan masih ditemukan penyelenggara yang belum memahami dan menjalankan tugas pokok fungsi dengan sebaik-baiknya.Penyelenggara cenderung menjalankan kegiatan yang meniru pada pendidikan formal.Padahal penyelenggaraan pendidikan kesetaraan harus mampu menciptakan inovasi pendidikan agar supaya tenaga pendidik dan kependidikan lainnya serta peserta didik dapat termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Rendahnya semangat kerja dan disiplin pada penyelenggaran pendidikan akan mengahasilkan rendahnya mutu pendidikan kesetaraan.Produktifitas kerja merupakan sumbangan besar bagi kelangsungan organisasi kelembagaan pendidikan.Penyelenggara harus mampu menjawab tantangan dalam masalah pendidikan kesetaraan,terutama mutu out put pendidikan kesetaraan.Masih banyak banyak lulusan kejar paket yang masih kesulitan mengahadapi persaingan dalam dunia kerja.Mereka tidak mampu bersaing dengan lulusan dari jalur pendidikan formal yang memang jauh lebih baik.
Untuk itu diperlukan penyelengara yang mempunyai etos kerja yang tinggi bagi pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dan mendorong tumbuhnya budaya yang bermutu pada lingkungan pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan pengelolaan yang profesional dan manajemen pendidikan yang baik,diharaokan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan. Dampak positif tersebut yaitu menghasilkan teamwork yang kompak,efektifitas pendidikan, pengorganisasian yang kuat, pengelolaan tenaga tutor yang efektif, budaya mutu, cerdas dan dinamis, kemandirian, partisipasi peserta didik dan masyarakat sekitarnya, kemauan untuk berubah, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, akuntabilitas. Penyelenggara sebagai tenaga kependidikan PNF yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan, harus mampu menjadi manajer, edukator, administrator, supervisor, innovator dan motivator dalam penyelenggaraan pembelajaran. Pengelola yang demikian akan mampu mendorong visi menjadi aksi nyata dalam pendidikan kesetaraan.Fungsi dan tugas tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, sebab saling mempengaruhii dan terkait serta merupakan satu kesatuan yang utuh dalam diri pengelola yang professional.
Pengelola yang profesional dalam Pendidikan kesetaraan sebagaimana yang ada dalam PP No. 19 Tahun 2005, bahwa yang termasuk tenaga kependidikan pada Pendidikan kesetaraan adalah sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola kelompok belajar, tenaga administrasi dan tenaga perpustakaan. Kenyataan empiris menunjukkan bahwa pengelola program pendidikan kesetaraan yang memiliki peranan penting adalah pengelola yang berfungsi sebagai manajerial penyelenggaraan. Oleh karena itu yang dimaksud dengan pengelola adalah orang yang melaksanakan fungsi manajerial penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. Dalam PP No. 19 Thn 2005 juga dinyatakan bahwa standar untuk semua jenis tenaga kependidikan , dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Peraturan Menteri. Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan sebagaimana yang diharapkan, ditinjau dari indikator kualifikasi pengelola, volume kegiatan dan sumber pendanaan. Kualifikasi pendidikan bagi pengelola dapat dianggap cukup terstandar, jika memiliki kualifikasi sarjana. Kinerja pengelola program pendidikan kesetaraan dapat dikatakan berhasil dilhat pada produktivitas kerja. Produktifitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumberdaya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Produtivitas individu dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya, yakni bagaimana ia melakukan pekerjaan atau unjuk kerjanya. Dalam hal ini, produktivitas dapat ditinjau berdasarkan tingkatannya dengan tolok ukur masing-masing yang dapat dilihat dari kinerja tenaga kependidikan. Kinerja atau performansi dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.
Kinerja pengelola program pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut: Pengelola program pendidikan kesetaraan sebagai edukator adalah kemampuan pengelola dalam mempersiapkan perencanaan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.Sebagai Administrator dengan administrasi yang meliputi :membuat buku induk, papan nama kelompok belajar, membuat buku tamu, daftar inventaris barang, agenda surat masuk dan keluar serta pembuatan laporan penyelenggaraan.Sebagai supervisor, pengelola mengadakan pertemuan dengan tutor dalam menyusun program pembelajaran, menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran, memantau pelaksanaan pembelajaran, memeriksa persiapan mengajar bagi tutor dan mengevaluasi keberhasilan pembelajaran.Sebagai motivator, memberikan penghargaan, membantu warga belajar yang ingin meningkatkan kegiatan belajar dan usahanya, dan memberikan kesempatan kepada tutor untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi.
Pada akhirnya berdasarkan UU tentang Sistem Pendidikan Nasional,. Pendidikan non formal diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Pendidikan Non Formal diharapkan mampu mendukung terwujudnya tujuan pendidikan yakni meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan untuk mengembangkan diri. Dengan satuan Pendidikan yang terdiri atas : Lembaga kursus, Lembaga pelatihan, Kelompok belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat,Majelis taklim serta satuan sejenis.. Pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Rrepublik Indonesia , memberi kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan memungkinkan untuk mengembangkan potensinya.Pendidikan Non Formal adalah bagian dari jalur pendidikan yang berorientasi pada pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,pendidikan keaksaraan dan pendidikan kesetaraan serta pendidikan ketrampilan kerja,pendidikan pemberdayaan perempuan dan pendidikan kepemudaan,merupakan salah satu bagian jalur pendidikan yang sangat strategis.
Pada hakekatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai fungsi pemersatu bangsa,penyamaan kesempatan dan pengembangan potensi diri. Untuk itu upaya pemberdayaan masyarakat melalui program pendidikan yang menyentuh kepentingan hidup masyarakat harus menjadi perhatian yang serius. Bagi masyarakat terutama golongan ekonomi lemah termasuk pelaku usaha kecil, petani, ,dan pekerja rendahan paling merasakan dampaknya. Karena untuk memenuhi kebutuhan dasar sandang dan panganpun mereka masih serba kekurangan Maka perlu adanya pemikiran yang jelas dan terarah untuk menghadapi situasi dan kondisi ini, dan diharapkan adanya suatu langkah yang nyata untuk membangkitkan semangat belajar masyarakat.
Oleh Lambang Prasetyo

4 komentar:

Anonim mengatakan...

hhhmmm ...sungguh berat, ternyata...apa yang terjadi di lapangan terkadang tidak semulus apa yang ada di tulisan.Jangan kendorkan semangat, teruslah maju... demi masa depan anak bangsa.

Anonim mengatakan...

masih banyak masyarakat yang membutuhkan pendidikan dan masih belum terlayani,bagaimana langkahnya?

TBMSKB_Ponorogo mengatakan...

Terimakasih Atas atensinya,moga PNF bisa lebih maju lagi

skbnganjuuk mengatakan...

kasihan deh lu ....ha xi xi
Visit SKB NGANJUK